Selada daun termasuk famili Asteraceae dan genus Lactuca. Selama ini banyak orang menganggap bahwa selada daun sama dengan selada air, padahal selada air berasal dari famili yang berbeda. Selada daun memiliki daun berwarna hijau segar, tepinya bergerigi atau berombak, dan lebih enak dimakan mentah.
Tanaman selada (Lactuca sativa) berasal dari Asia Barat, berawal dari kawasan Asia Barat dan Amerika, tanaman ini kemudian meluas ke berbagai negara. Dalam perkembangan selanjutnya, pembudidayaan selada meluas ke negara-negara yang beriklim sedang maupun panas. Beberapa negara telah mengembangkan dan menciptakan varietas unggulan, seperti di Jepang, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Belanda.
Selada merupakan salah satu contoh sayuran yang biasa digunakan sebagai penyusun salad dan banyak dikonsumsi mentah sebagai lalapan. Meskipun lebih nikmat dan mempunyai nilai gizi yang baik, konsumsi selada mentah sangat rentan terhadap kontaminasi bakteri patogen. Hasil penelitian Lund et al (2000) menyebutkan, pada selada ditemukan bakteri Salmonella. Bakteri patogen tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan gastroenteritis. Salmonella penyebab gastroenteritis ditandai oleh gejala-gejala yang umumnya tampak pada 12-36 jam setelah mengkonsumsi bahan pangan yang tercemar. Gejala-gejala tersebut adalah diare, sakit kepala, muntah-muntah, dan demam yang dapat berakhir selama 1-7 hari.
Sebelum diolah/konsumsi, selada sebaiknya disimpan di dalam lemari pendingin. Sebelum disimpan, selada harus dikeringkan terlebih dahulu untuk mencegah pertumbuhan mikroba. Lebih baik lagi jika selada dibungkus dengan plastik untuk mencegah kontaminasi. Penyimpanan selada sebaiknya tidak terlalu dekat dengan buah-buahan yang dapat memproduksi etilen seperti apel, pisang, dan buah pir, agar tidak mudah busuk. Lama penyimpanan selada tergantung jenisnya. Sebaiknya makanan yang telah melalui proses pemasakan langsung dikonsumsi. Sebagian besar kasus food borne disease (penyakit yang berasal dari makanan) di Indonesia diakibatkan oleh penanganan sesudah pemasakan yang tidak sempurna, seperti penyimpanan yang terlalu lama.
Selada kaya akan kandungan vitamin A, C, E, betakaroten, seng, asam folat, magnesium, kalsium, zat besi, mangan, fosfor, dan natrium. Selada juga mengandung komponen gizi yang cukup baik, terutama vitamin A dan vitamin K. Kandungan gizi tiap jenis selada berbeda-beda. Kandungan vitamin A paling banyak terdapat pada selada yang berwarna merah.
Manfaat selada daun bagi tubuh:
Tanaman selada (Lactuca sativa) berasal dari Asia Barat, berawal dari kawasan Asia Barat dan Amerika, tanaman ini kemudian meluas ke berbagai negara. Dalam perkembangan selanjutnya, pembudidayaan selada meluas ke negara-negara yang beriklim sedang maupun panas. Beberapa negara telah mengembangkan dan menciptakan varietas unggulan, seperti di Jepang, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Belanda.
Selada merupakan salah satu contoh sayuran yang biasa digunakan sebagai penyusun salad dan banyak dikonsumsi mentah sebagai lalapan. Meskipun lebih nikmat dan mempunyai nilai gizi yang baik, konsumsi selada mentah sangat rentan terhadap kontaminasi bakteri patogen. Hasil penelitian Lund et al (2000) menyebutkan, pada selada ditemukan bakteri Salmonella. Bakteri patogen tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan gastroenteritis. Salmonella penyebab gastroenteritis ditandai oleh gejala-gejala yang umumnya tampak pada 12-36 jam setelah mengkonsumsi bahan pangan yang tercemar. Gejala-gejala tersebut adalah diare, sakit kepala, muntah-muntah, dan demam yang dapat berakhir selama 1-7 hari.
Sebelum diolah/konsumsi, selada sebaiknya disimpan di dalam lemari pendingin. Sebelum disimpan, selada harus dikeringkan terlebih dahulu untuk mencegah pertumbuhan mikroba. Lebih baik lagi jika selada dibungkus dengan plastik untuk mencegah kontaminasi. Penyimpanan selada sebaiknya tidak terlalu dekat dengan buah-buahan yang dapat memproduksi etilen seperti apel, pisang, dan buah pir, agar tidak mudah busuk. Lama penyimpanan selada tergantung jenisnya. Sebaiknya makanan yang telah melalui proses pemasakan langsung dikonsumsi. Sebagian besar kasus food borne disease (penyakit yang berasal dari makanan) di Indonesia diakibatkan oleh penanganan sesudah pemasakan yang tidak sempurna, seperti penyimpanan yang terlalu lama.
Selada kaya akan kandungan vitamin A, C, E, betakaroten, seng, asam folat, magnesium, kalsium, zat besi, mangan, fosfor, dan natrium. Selada juga mengandung komponen gizi yang cukup baik, terutama vitamin A dan vitamin K. Kandungan gizi tiap jenis selada berbeda-beda. Kandungan vitamin A paling banyak terdapat pada selada yang berwarna merah.
Manfaat selada daun bagi tubuh:
- Menghilangkan gangguan anemia
- Membantu proses penyembuhan bagi para penderita yang mengalami stroke dan jantung
- Menghilangkan gejala insomnia
- Mengurangi resiko terkena penyakit katarak
- Membantu kerja pencernaan dan kesehatan organ-organ disekitar hati
- Membantu pembentukan sel darah putih dan sel darah merah
- Mengurangi resiko terjadinya kanker dan tumor
- Pilihlah daun selada yang masih berwarna hijau dan segar, sebaiknya daun selada jangan sampai tersobek agar kandungan didalamnya tidak cepat menguap keluar/hilang
- Sebelum dimakan, cucilah daun selada dengan air bersih yang mengalir agar bakteri dan residu pestisida yang masih menempel ikut terbuang bersamaan dengan aliran air.
0 comments:
Post a Comment