Pohon Bunga Cempaka Hutan yang dikenal sebagai pohon bunga akar kuning merupakan sejenis pohon beracun. Getahnya, terutama yang terdapat pada bunga dan tangkai daun mempunyai bahan kimia Allamandia. Suku Dayak sejak dahulu telah memanfaatkan berbagai tanaman liar untuk obat, di antaranya Akar Kuning (Arcangelisia flava), Pasak bumi (Euriycoma longifolia), Tabat barito (Ficus deltoidea), serta berbagai spesies budidaya seperti Jahe (Zingiber officinale), Kunyit (Curcuma domestica), Kencur(Kaempferia galanga), Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) dan Kapulaga (Amomum cardamomum).
Suku Dayak telah turun temurun menggunakan tanaman bunga akar kuning untuk menambah daya tahan tubuh dari serangan berbagai penyakit. Mereka memanfaatkan dengan cara merebus batangnya sampai air rebusan berwarna kuning. Air rebusan itulah yang diminum. Mereka meyakini manfaatnya sangat baik bagi tubuh, antara lain melindungi diri dari serangan penyakit malaria. Terbukti, hingga kini belum pernah terjadi adanya wabah malaria di pedalaman Kalimantan.
Pohon bunga akar kuning banyak tumbuh disekitar hutan tropis di pedalaman Kalimantan. Pohonnya terlihat menjuntai, melingkar antara satu pohon besar dengan pohon besar yang lainnya. Orang yang sedang melewati tempat ini, jika kehausan dan tidak ada air saat perjalanan di dalam hutan pun bisa memanfaatkan akar ini. Dalam sekali tebas, akar yang terpotong akan banyak mengeluarkan air segar. Air rebusan akar ini memang terasa pahit, tetapi khasiat dari minum air akar kuning ini dapat terhindar dari penyakit malaria/kuning. Suku Dayak juga percaya, selain menjaga tubuh dari penyakit yang sifatnya medis, juga menjaga diri dari serangan penyakit non medis seperti santet (parang maya).
Suku Dayak telah turun temurun menggunakan tanaman bunga akar kuning untuk menambah daya tahan tubuh dari serangan berbagai penyakit. Mereka memanfaatkan dengan cara merebus batangnya sampai air rebusan berwarna kuning. Air rebusan itulah yang diminum. Mereka meyakini manfaatnya sangat baik bagi tubuh, antara lain melindungi diri dari serangan penyakit malaria. Terbukti, hingga kini belum pernah terjadi adanya wabah malaria di pedalaman Kalimantan.
Pohon bunga akar kuning banyak tumbuh disekitar hutan tropis di pedalaman Kalimantan. Pohonnya terlihat menjuntai, melingkar antara satu pohon besar dengan pohon besar yang lainnya. Orang yang sedang melewati tempat ini, jika kehausan dan tidak ada air saat perjalanan di dalam hutan pun bisa memanfaatkan akar ini. Dalam sekali tebas, akar yang terpotong akan banyak mengeluarkan air segar. Air rebusan akar ini memang terasa pahit, tetapi khasiat dari minum air akar kuning ini dapat terhindar dari penyakit malaria/kuning. Suku Dayak juga percaya, selain menjaga tubuh dari penyakit yang sifatnya medis, juga menjaga diri dari serangan penyakit non medis seperti santet (parang maya).