Kangkung memang daun yang berserat dan cukup sulit untuk dicerna. Orang-orang selama ini sering beranggapan bahwa serat yang sulit dicerna ini menyebabkan tubuh kita membutuhkan lebih banyak oksigen. Logikanya, oksigen yang menuju kepala akhirnya diserap ke perut dan usus untuk membantu pencernaan kangkung.
Kangkung atau Ipomoea reptans terdiri dari dua varietas, yakni kangkung darat yang disebut kangkung cina dan kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada warna bunga. Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat berbunga putih bersih. Perbedaan lainnya terletak pada bentuk daun dan batang. Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dibandingkan kangkung darat. Warna batangnya juga bebeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat berbatang putih kehijau-hijauan. Selain itu, kangkung darat lebih banyak bijinya daripada kangkung air. Itulah sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air diperbanyak dengan menggunakan stek pucuk batang.
Tanaman kangkung berasal dari India, yang kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, Cina Selatan, Australia, dan Afrika. Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat. Kangkung termasuk suku Convolvulaceae atau keluarga kangkung-kangkungan, merupakan tanaman yang tumbuh cepat dan memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Selain mengandung vitamin A, B1, dan C, kangkung juga mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, dan sitosterol.
Secara farmakologis, kangkung berperan sebagai antiracun (antitoksik), antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghentikan perdarahan (hemostatik), dan sedatif (obat tidur).
Manfaat:
Kangkung atau Ipomoea reptans terdiri dari dua varietas, yakni kangkung darat yang disebut kangkung cina dan kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada warna bunga. Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat berbunga putih bersih. Perbedaan lainnya terletak pada bentuk daun dan batang. Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dibandingkan kangkung darat. Warna batangnya juga bebeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat berbatang putih kehijau-hijauan. Selain itu, kangkung darat lebih banyak bijinya daripada kangkung air. Itulah sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air diperbanyak dengan menggunakan stek pucuk batang.
Tanaman kangkung berasal dari India, yang kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, Cina Selatan, Australia, dan Afrika. Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat. Kangkung termasuk suku Convolvulaceae atau keluarga kangkung-kangkungan, merupakan tanaman yang tumbuh cepat dan memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Selain mengandung vitamin A, B1, dan C, kangkung juga mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, dan sitosterol.
Secara farmakologis, kangkung berperan sebagai antiracun (antitoksik), antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghentikan perdarahan (hemostatik), dan sedatif (obat tidur).
Manfaat:
- Mengurangi haid: Daun kangkung (kira-kira setengah kilogram) dicuci dan ditumbuk halus. Lalu tuangkan air setengah gelas. Kemudian saring dan tuangkan 1 sendok makan madu. Minum 1 kali sehari sekaligus.
- Mimisan: Seikat daun kangkung yang segar dicuci dan ditumbuk halus. Tambahkan sedikit gula dan seduh dengan segelas air panas. Setelah dingin, saring, minum 2 kali sehari.
- Sakit kepala: Seikat daun kangkung segar direbus dengan 2 gelas air hingga 1 gelas. Kemudian air hasil rebusan tersebut diminum.
- Ambeien: Segenggam akar kangkung dicuci dan direbus dengan 3 gelas air hingga tersisa setengahnya. Setelah dingin, minum setengah gelas sebanyak 2 kali sehari.
- Insomnia: Daun kangkung sering dikonsumsi dalam bentuk tumis kangkung tanpa batang.
- Sakit gigi: Segenggam akar kangkung ditambahkan setengah sendok teh cuka, kemudian direbus dengan 1 gelas air. Gunakan air rebusannya sekaligus 1 kali sehari.
- Melancarkan air seni: Segenggam akar kangkung direbus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Minum air rebusannya sekaligus 1 kali sehari.
- Menghilangkan ketombe: Seikat daun kangkung direndam semalaman hingga airnya berwarna kebiruan. Lalu, keramas dengan air rendaman. Sebaiknya dilakukan setiap hari.
- Sembelit dan mual pada ibu hamil: Ibu hamil dianjurkan untuk sering mengkonsumsi tumisan sayur kangkung.
- Gusi bengkak: 200 gr akar kangkung dicuci bersih, lalu direbus dengan 200 cc air dan 200 cc cuka. Setelah hangat, air rebusan itu digunakan untuk kumur-kumur. Lakukan hal tersebut berulang-ulang.
- Kapalan: Bagian kulit yang menebal diolesi dengan getah kangkung dan lakukan setiap hari.
- Kulit gatal karena eksim: Daun kangkung segar dicuci, lalu direbus dengan air secukupnya sekitar 5 menit. Setelah hangat, pakai untuk mencuci bagian yang sakit. Lakukan setiap hari.