Keputihan yang dalam bahasa kedokteran disebut fluor albus, tidak selalu berarti suatu penyakit, jika hanya muncul pada masa-masa tertentu dan tidak terus menerus. Disebut keputihan karena dari vagina keluar cairan yang berlebihan tapi bukan darah dan biasanya sangat mengganggu.
Jenis Keputihan ada 2 macam:
A. Keputihan yang normal
Yang disebut dengan keputihan normal adalah keputihan pada wanita yang disebabkan:
1. Karena kelelahan.
2. Wanita tersebut sedang mengalami stres karena menghadapi suatu masalah.
3. Karena menderita suatu penyakit yang kronis yang dapat melemahkan kondisi tubuhnya, seperti sakit TBC dan lain-lain.
4. Dalam kondisi mengandung anak (hamil)
5. Menjelang haid.
6. Pada masa nifas (setelah melahirkan anak)
7. Pada masa subur (kurang dari 2 minggu sebelum haid)
8. Setelah melakukan hubungan intim
Kondisi tersebut masih dianggap normal karena kelenjar didalam vagina aktif, baik karena pengaruh hormon (estrogen dan progestogen), atau karena adanya rangsangan seksual dan emosional. Keputihan yang normal bentuknya encer, bening, tidak menyebabkan gatal, dan tidak berbau. Cairannya kadang bertambah dan kadang berkurang, munculnya tidak terus-menerus sehingga tidak memerlukan pengobatan.
B. Keputihan yang tidak normal
1. Karena faktor patologis.
Bisa karena jasad renik, seperti jamur (candida albicans), parasit, bakteri, virus dan lain-lain. Selain itu disebabkan karena adanya kelainan letak uterus (uterus turun, cervic dan lain-lain) yang mungkin menyebabkan terjadinya peradangan didalam tubuh.
2. Wanita yang menjelang menopause.
Apabila diduga berasal dari suatu penyakit maka keputihannya akan keluar terus-menerus. Cairannya bisa jadi berwarna putih kekuning-kuningan sampai kehijauan, berbau, dan gatal. Untuk itu diperlukan perhatikan yang serius dengan pemeriksaan getah keputihan secara langsung dibawah mikroskop.
3. Akibat dari perangsangan benda asing yang dimasuki ke vagina, seperti alat kontrasepsi (kondom, IUD).
4. Dapat juga berasal dari tumor ganas, seperti kanker leher rahim. Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan di laboratorium.
Penyebab Keputihan
Bakteri/parasit dan jamur diketahui paling sering menjadi pemicu munculnya keputihan, selama jamur tersebut hidup dalam suatu keseimbangan dengan kuman-kuman lainnya maka tidak akan mengganggu. Tetapi disaat kita makan obat antibiotik untuk menyembuhkan suatu radang dalam tubuh atau obat-obat lain yang mengandung hormon yang mampu membuat kuman-kuman mati, maka jamur tetap akan hidup. Jamur bisa tetap berkembang biak dan bahkan merangsang peradangan pada vagina sehingga menimbulkan keputihan. Keputihan karena jamur inilah yang diketahui dapat menyerang semua wanita dari usia remaja (sudah atau belum mendapat haid) sampai ke wanita yang telah menopause. Tubuh yang rentan terhadap infeksi jamur dan bakteri yang muncul karena gangguan keseimbangan PH alami didaerah intim, akibat pengaruh iklim tropis atau udara/hawa yang lembab. Selain mengatur asupan gizi, kita harus cermat menjaga kebersihan tubuh dengan cara mandi teratur 2 kali sehari dengan air bersih dan sabun, khususnya dibagian intim agar tetap bersih dan harum, sehingga kita mampu tampil penuh percaya diri, baik saat bersosialisasi maupun dengan pasangan.
Jenis Keputihan ada 2 macam:
A. Keputihan yang normal
Yang disebut dengan keputihan normal adalah keputihan pada wanita yang disebabkan:
1. Karena kelelahan.
2. Wanita tersebut sedang mengalami stres karena menghadapi suatu masalah.
3. Karena menderita suatu penyakit yang kronis yang dapat melemahkan kondisi tubuhnya, seperti sakit TBC dan lain-lain.
4. Dalam kondisi mengandung anak (hamil)
5. Menjelang haid.
6. Pada masa nifas (setelah melahirkan anak)
7. Pada masa subur (kurang dari 2 minggu sebelum haid)
8. Setelah melakukan hubungan intim
Kondisi tersebut masih dianggap normal karena kelenjar didalam vagina aktif, baik karena pengaruh hormon (estrogen dan progestogen), atau karena adanya rangsangan seksual dan emosional. Keputihan yang normal bentuknya encer, bening, tidak menyebabkan gatal, dan tidak berbau. Cairannya kadang bertambah dan kadang berkurang, munculnya tidak terus-menerus sehingga tidak memerlukan pengobatan.
B. Keputihan yang tidak normal
1. Karena faktor patologis.
Bisa karena jasad renik, seperti jamur (candida albicans), parasit, bakteri, virus dan lain-lain. Selain itu disebabkan karena adanya kelainan letak uterus (uterus turun, cervic dan lain-lain) yang mungkin menyebabkan terjadinya peradangan didalam tubuh.
2. Wanita yang menjelang menopause.
Apabila diduga berasal dari suatu penyakit maka keputihannya akan keluar terus-menerus. Cairannya bisa jadi berwarna putih kekuning-kuningan sampai kehijauan, berbau, dan gatal. Untuk itu diperlukan perhatikan yang serius dengan pemeriksaan getah keputihan secara langsung dibawah mikroskop.
3. Akibat dari perangsangan benda asing yang dimasuki ke vagina, seperti alat kontrasepsi (kondom, IUD).
4. Dapat juga berasal dari tumor ganas, seperti kanker leher rahim. Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan di laboratorium.
Penyebab Keputihan
Bakteri/parasit dan jamur diketahui paling sering menjadi pemicu munculnya keputihan, selama jamur tersebut hidup dalam suatu keseimbangan dengan kuman-kuman lainnya maka tidak akan mengganggu. Tetapi disaat kita makan obat antibiotik untuk menyembuhkan suatu radang dalam tubuh atau obat-obat lain yang mengandung hormon yang mampu membuat kuman-kuman mati, maka jamur tetap akan hidup. Jamur bisa tetap berkembang biak dan bahkan merangsang peradangan pada vagina sehingga menimbulkan keputihan. Keputihan karena jamur inilah yang diketahui dapat menyerang semua wanita dari usia remaja (sudah atau belum mendapat haid) sampai ke wanita yang telah menopause. Tubuh yang rentan terhadap infeksi jamur dan bakteri yang muncul karena gangguan keseimbangan PH alami didaerah intim, akibat pengaruh iklim tropis atau udara/hawa yang lembab. Selain mengatur asupan gizi, kita harus cermat menjaga kebersihan tubuh dengan cara mandi teratur 2 kali sehari dengan air bersih dan sabun, khususnya dibagian intim agar tetap bersih dan harum, sehingga kita mampu tampil penuh percaya diri, baik saat bersosialisasi maupun dengan pasangan.